Sunday 17 April 2011

Ringkasan surat wasiat Charli Chaplin kepada putrinya Geraldine Chaplin


Geraldine putriku, aku jauh darimu, namun sekejap pun wajahmu tidak pernah jauh dari benakku. Tapi kau dimana? Di Paris di atas panggung teater megah... aku tahu ini bahwa dalam kehengingan malam, aku mendengar langkahmu. Aku mendengar peranmu di teater itu, kau tampil sebagai putri penguasa yang ditawan oleh bangsa Tartar

Geraldine
, jadilah kau pemeran bintang namun jika kau mendengar pujian para pemirsa dan kau mencium harum memabukkan bunga-bunga yang dikirim untukmu, waspadailah. Duduklah dan bacalah surat ini... aku adalah ayahmu. Kini adalah giliranmu untuk tampil dan menggapai puncak kebanggan. Kini adalah giliranmu untuk melayang ke angkasa bersama riuh suara tepuk tangan para pemirsa. Terbanglah ke angkasa namun sekali-kali pijakkan kakimu di bumi dan saksikanlah kehidupan masyarakat. Kehidupan yang mereka tampilkan dengan perut kosong kelaparan di saat kedua kaki mereka bergemetar karena kemiskinan. Dulu aku juga salah satu dari mereka.

Geraldine putriku, kau tidak mengenalku dengan baik. Pada malam-malam saat jauh darimu aku menceritakan banyak kisah kepadamu namun aku tidak pernah mengungkapkan penderitaan dan kesedihanku. Ini juga kisah yang menarik. Cerita tentang seorang badut lapar yang menyanyi dan menerima sedekah di tempat terburuk di London. Ini adalah ceritaku. Aku telah merasakan kelaparan. Aku merasakan pedihnya kemiskinan. Yang lebih parah lagi, aku telah merasakan penderitaan dan kehinaan badut gelandangan itu yang menyimpan gelombang lautan kebanggaan dalam hatinya. Aku juga merasakan bahwa urang recehan sedekah pejalan kaki itu sama sekali tidak meruntuhkan harga dirinya. Meski demikian aku tetap hidup.

Geraldine putriku, dunia yang kau hidup di dalamnya adalah dunia seni dan musik. Tengah malam saat kau keluar dari gedung teater itu, lupakanlah para pemuja kaya itu. Tapi kepada sopir taksi yang mengantarmu pulang ke rumah, tanyakanlah keadaan istrinya. Jika dia tidak punya uang untuk membeli pakaian untuk anaknya, sisipkanlah uang di sakunya secara sembunyi-sembunyi.

Geraldine putriku, sesekali naiklah bus dan kereta bawah tanah. Perhatikanlah masyarakat. Kenalilah para janda dan anak-anak yatim dan paling tidak untuk satu hari saja katakan: "Aku juga bagian dari mereka". Pada hakikatnya kau benar-benar seperti mereka. Seni sebelum memberikan dua sayap kepada manusia untuk bisa terbang, ia akan mematahkan kedua kakinya terlebih dahulu. Ketika kau merasa sudah berada di atas angin, saat itu juga tinggalkanlah teater dan pergilah ke pinggiran Paris dengan taksimu. Aku mengenal dengan baik wilayah itu. Di situ kau akan menyaksikan para seniman sepertimu. Mereka berakting lebih indah dan lebih menghayati daripada kamu. Bedanya di situ tidak akan kau temukan gemerlap lampu seperti di teatermu. Ketahuliah bahwa selalu ada orang yang berakting lebih baik darimu.

Geraldine putriku, aku mengirimkan cek ini untukmu, belanjakanlah sesuka hatimu. Namun ketika kau ingin membelanjakan dua franc, berpikirlah bahwa franc ketiga bukan milikmu. Itu adalah milik seorang miskin yang memerlukannya. Jika kau menghendakinya, kau dapat menemukan orang miskin itu dengan sangat mudah. Jika aku banyak berbicara kepadamu tentang uang, itu karena aku mengetahui kekuatan ‘anak setan' ini dalam menipu.....

Geraldine putriku, masih ada banyak hal yang akan aku ceritakan kepadamu, namun aku akan menceritakannya di kesempatan lain.

Dan aku akhiri suratku ini dengan;

"Jadilah manusia, suci dan satu hati; karena lapar, menerima sedekah, dan mati dalam kemiskinan, seribukali lebih mudah dari pada kehinaan dan tidak memiliki perasaan".


sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8004251

Saturday 16 April 2011

6 Makanan Penting untuk Warna Kulit Lebih Cerah



Percuma saja menghabiskan ratusan ribu rupiah untuk produk pencerah kulit jika tak melakukan perawatan dari dalam. Dengan nutrisi yang baik, kulit jadi sehat dan otomatis terlihat lebih cerah. Makanan apa saja yang wajib dikonsumsi supaya kulit tak lagi gelap dan kusam?

 1. Jeruk
Semua jenis buah jeruk, termasuk jeruk bali, merupakan sumber vitamin C yang memiliki banyak manfaat untuk kulit. Vitamin C meningkatkan produksi kolagen dan elastin dalam tubuh kita, yang berfungsi untuk mengurangi kerutan dan menghambat penuaan kulit. Ia juga dipercaya dapat memperlambat produksi melanin, pigmen yang membuat kulit terlihat lebih gelap. Usahakan mengkonsumsi jeruk segar satu kali dalam sehari. Selain jeruk, tomat juga merupakan buah yang kaya vitamin C.



 








2. Sayuran berwarna merah dan hijau

Bayam, wortel, brokoli, dan kawan-kawannya mengandung banyak beta-carotene yang berfungsi sebagai antioksidan untuk kulit. Selain mencegah kerusakan sel, beta-carotene juga akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A yang berguna untuk memerangi jerawat, memproduksi sel kulit baru, dan membuat warna kulit terlihat cerah dan muda. Akan lebih baik jika vitamin A kita dapatkan langsung dari makanan dan bukan dari suplemen vitamin, karena kelebihan vitamin A justru dapat mengganggu kesehatan kita.

 

3. Ikan

Makhluk air ini kaya akan asam lemak Omega-3 yang merupakan resep utama untuk kulit yang cerah cemerlang. Selain itu, mengkonsumi sarden, tuna, atau salmon yang kaya protein dapat membantu melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan polusi. Protein yang terkandung di dalamnya membantu reproduksi sel dan membuat kulit terlihat bercahaya.

 



4. Alpukat

Alpukat adalah sumber vitamin E. Ia berguna untuk menghambat penuaan dan membersihkan kulit dari segala noda seperti bekas jerawat, flek hitam, dan masalah lain. Mengonsumsi alpukat secara teratur juga akan mencegah kulit menjadi kendur seiring bertambahnya usia.




 



5. Gandum
Bisa didapat dalam bentuk sereal maupun roti, gandum mengandung biotin yang berfungsi membantu sel tubuh memproses lemak. Kekurangan biotin dapat menyebabkan kulit kering dan terlihat kusam.

 












6. Minyak Zaitun
Makanan paling sehat untuk kulit? Salad buah dan sayuran yang diperciki minyak zaitun sebagai penyedap. Minyak ini mengandung asam lemak yang esensial untuk membuat kulit terlihat cerah, bercahaya, dan sehat.

Monday 11 April 2011

9 Makanan yang Pantang Dimakan Ibu Hamil


KITA sering mendengar banyak pantangan makanan bagi wanita hamil. Ada yang bilang makanan itu dapat memengaruhi kesehatan bayi. Ada pula yang bilang dapat mengakibatkan keguguran.

Memang, tak semua informasi itu benar. Tak sedikit pula yang menyatakan pantangan itu sebagai mitos. Namun, banyak pantangan makanan yang telah diuji dan diperkuat secara medis.

American Pregnancy Association (APA) menyebutkan sembilan makanan yang tak boleh dikonsumsi saat hamil:

Daging atau Ikan Mentah
Hobby makan sushi tampaknya harus ditunda dulu ya. Daging atau ikan yang dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu sangat beresiko mengandung bakteri berbahaya seperti toxoplasma dan salmonella.

Ikan Bermerkuri
Memang tidak mudah membedakan ikan dengan kandungan merkuri yang tinggi. Namun, Anda sebaiknya menghindari makanan-makanan kalengan atau tidak terlalu sering mengonsumsinya.

Telur mentah atau setengah matang
Sangat tidak dianjurkan untuk mengonsumsi telur mentah ataupun setengah matang. Bakteri Salmonella pada umumnya tinggal di sana sangat berbahaya bagi kandungan.

Aneka saus berbahan dasar telur mentah
Karena telur mentah atau setengah matang menjadi pantangan, maka salad dressing, mayonaise, ice cream homemade, custard, ataupun cream kue sebaiknya dihindari. Coret semua menu makanan yang mengandung telur mentah dari daftar menu makan Anda.

Soft Cheese
Keju-keju impor juga sebaiknya dihindari karena ditengarai bahwa keju impor mengandung bakteri yang disebut Listeria. Bakteri ini cukup berbahaya karena bisa menyebabkan pendarahan, hingga keguguran.

Susu non-pasteurisasi
Sama halnya dengan soft cheese, susu non-pasteurisasi juga ditengarai membawa bakteri Listeria.

Kafein
Beberapa studi mungkin memperbolehkan wanita hamil mengonsumsi kafein. Namun, menurut studi yang ditemukan APA mengatakan bahwa kafein sangat berpengaruh terhadap keguguran, terutama pada usia kehamilan trisemester.

Kafein merupakan zat yang memicu untuk berkemih. Sehingga tubuh menjadi lemah, mudah dehidrasi, dan kekurangan kalsium.

Saat ini, dunia medis membatasi pengonsumsian kafein tidak lebih dari 300mg per hari untuk mencegah keguguran tersebut.

Alkohol
Minuman ini sudah lama masuk dalam daftar TIDAK BOLEH DIKONSUMSI bagi wanita hamil. Seperti diketahui, alkohol sangat berbahaya bagi siapapun yang tidak hamil. Ancaman alkohol selain berbahaya bagi ginjal dan jantung, juga berbahaya bagi seluruh bagian tubuh lainnya.

Alkohol bisa dikatakan sebagai racun, yang akan mengacaukan sistem syaraf jika dikonsumsi secara terus menerus. Pada ibu hamil dan menyusui, alkohol dapat menyebabkan gangguan mental pada bayi, dan gangguan kehamilan lainnya.

Sayuran mentah
Tak hanya ikan dan daging, sayuran mentah juga sebaiknya dihindari. Selain ancaman toxoplasma, pestisida yang dibawa oleh sayuran akan mengganggu perkembangan bayi di dalam kandungan. Sehingga pastikan semua sayuran yang Anda konsumsi dalam keadaan matang.

Nah para ibu, berhati-hatilah menjaga kehamilan agar angka kematian ibu dan bayi bisa ditekan.(kpl/***)

Thursday 7 April 2011

Chek Lie, Muslimah Terakhir di Savannakhet Laos?


Laos dengan ibukotanya Viantiane atau terkadang di tulis dengan Viang Chan terletak di pinggir sungai Mekong. Sungai ini menjadi perbatasan antara Laos dengan Thailand tepat nya provinsi Udhon Tani. Sungai ini juga membentang sampai ke utara menjadi perbatasan Laos dengan Myanmar Burma dan China, ke Selatan dengan Negara Kamboja, sementara ketimur Laos berbatasan dengan Vietnam. Jadilah negara ini tak mempunyai akses langsung dengan Laut.
Di Viang Chan terdapat dua buah masjid kecil. Sebuah bernama masjid Jamiah atau sering juga disebut masjid Pakistan. Masjid ini terletak hanya beberapa puluh meter dari City Central (pusat kota).
Sebuah lagi bernama masjid Al-Azhar atau orang menyebutnya masjid Kamboja. Masjid ini terletak sekitar 4 kilometer dari pusat kota. Masjid itu memang didirikan oleh komunitas orang–orang Kamboja Muslim yang muhajir ke Laos, didirikan tahun 1968 oleh Haji Yahya dan kawan kawan nya, beliau menjadi Imam pertama di masjid itu. Sekarang ada seorang Imam yang juga berasal dari Kamboja, Imam Vina namanya, Imam Vina dapat berbahasa Melayu.
Tiga tahun yang lalu masjid Kamboja ini hanya berupa bangunan kecil yang tak terurus, halaman nya tergenang air, karena tapak bangunan masjid itu dulunya berupa sawah. Kini Masjid Kamboja telah menjadi tumpuan shalat Jumat bagi warga Muslim yang berada di Kedubes Indonesia maupun Malaysia, meskipun belum sebesar Masjid Internasional di Phnom Phen Kamboja sana.

Di Viang Chan terdapat sekitar 16 keluarga muslim asli orang Laos. “Tiga keluarga telah kembali murtad,” kata Imam Vina kepada kami saat berkunjungan akhir Desember 2010 yang lalu. Sementara warga Laos asal Kamboja yang Islam yang tinggal di sekitar Viang Chan hanya puluhan saja. Tetapi ada yang mengatakan seratusan, tak ada data pasti untuk itu.
Laos terdiri dari 16 provinsi, di beberapa provinsi ini terdapat juga beberapa keluarga Islam seperti di Luang Prabang salah satu kota terbesar setelah Viang Chan, jaraknya sekitar 500 kilometer arah ke utara.
“Di Laos terdapat sekitar 120 orang pekerja dari Indonesia yang bekerja di tambang emas Laos,” kata Dubes RI untuk Laos Haji Fahmi Pasaribu, saat kami berkunjung ke Kedutaan.
Arah ke Selatan sekitar 600 kilometer dari Viang Chan terdapat sebuah provinsi bernama Savannakhet. Perjalanan kami menuju kesana, selepas dari satu kampung sekitar 50 kilometer di luar kota Viang Chan arah ke Savannakhet, kami mengunjungi saudara muslim yang baru memeluk Islam. Tiga keluarga tinggal di sana, tak ada seorang pun yang dapat mengajari mereka tentang Islam. Hanya seorang yang masih dapat melafazkan syahadat dengan benar.
Di kampung itulah kami shalat Jamak Takdim di rumah saudara muslim yang bernama Ismail. Dan seterusnya melanjutkan perjalanan ke Savannakhet.

Muslimah Terakhir asal Saigon
Tiba di Savannakhet, kami menuju rumah pak Pong, Pak Pong ini adalah orang Laos yang sudah memeluk Islam hampir limabelas tahun silam, sebagai seorang polisi yang masih aktif dia tak mau identitas ke-Islamannya diketahui halayak ramai. Hanya Dia seorang saja yang Islam di keluarga nya, bahkan isteri dan anak-anaknya masih menganut Budha. Banyak kisah menarik yang diceritakan oleh Imam Vina kepada kami tentang pak Pong ini, namun sayang karena sedang bertugas keluar kota kami tak berjumpa dengan pak Pong. Kami diterima oleh adiknya yang bernama Pok.
Tak tahu apa sebab kota ini dinamakan Savannakhet. Dialek tempatan menyebutnya Sabana Kit. Dan memang hutan perdu di sana terlihat seperti padang Sabana.
Sebagaimana informasi yang kami dapatkan dari pak Pok adik pak Pong ini, ada satu lagi keluarga muslim asal Kamboja yang tinggal tak jauh dari rumah kediaman mereka. Ke sanalah tujuan kami selanjutnya untuk bersilaturrahim.
Setiba di sebuah rumah toko (ruko) persis bersebalahan sebuah hotel yang cukup besar di Savannakhet, seorang perempuan muda sekitar 30an menerima kami, di depan rumah yang juga berfungsi sebagai tempat berniaga ini di kanan kirinya terdapat altar sembahyang bagi orang Budha lengkap dengan sesajian dan dupa yang masih menyala. Dengan senyum ramah kami dipersilahkannya masuk ke dalam rumahnya, tak lama setelah itu seorang perempuan tua sekitar 60an tergopoh-gopoh turun dari sepeda motor dan masuk menghampiri kami.

Senyumnya mengembang namun air matanya terlihat berlinang, rupanya dia sangat terharu sekali atas kedatangan kami menjambangi rumahnya. Belasan tahun setelah suaminya meninggal dunia nyaris tak seorang pun orang Islam yang datang ke rumahnya.
Chek Lie namanya. Begitu dia dipanggil perempuan tua yang tetap mengaku Islam ini adalah berasal dari Saigon Vietnam, menikah dengan pemuda asal Kamboja bernama Ali, sejak menikah 40 tahunan yang lalu mereka tinggal di Savannakhet, dikarunia dua orang anak. Seorang lelaki, dan menikah dengan wanita setempat (orang Laos) punya anak enam orang. Seorang lagi anak Chek Lie yang perempuan yang menyambut kami tadi menikah dengan lelaki setempat, tetapi beragama Budha, putri Chek Lie ini pun punya dua orang anak.
Sayangnya anak lelaki Chek Lie agak kurang ingatan akibat kecelakaan di jalan raya setelah suaminya meninggal. Sementara anak perempuannya pula telah bercerai dengan suaminya. Mungkin akibat penderitan yang terus menderanya itu, selama bertemu dengan kami tak henti henti air matanya terus mengalir.
Di rumah Chek Lie itu kami shalat magrib, di dalam rumah yang cukup besar itu pun terdapat altar tempat sembahyang yang jauh lebih besar dari altar yang di luar. Melihat kami akan shalat, cepat–cepat Chek Lie menutupi altar itu dengan kain. Yang sangat terharu sekali adalah saat azan berkumandang di rumah itu, Chek Lie dengan menyusun sepuluh jarinya seraya berdoa dan tubuhnya mengelongsor ke lantai sembari menangis.
Kami yang hadir di sana hampir semua menitikkan air mata. Bahkan Ustazd Yusuf asal Pattani yang menjadi juru bicara dan imam shalat kami menangis sesunggukan. Memohon ampun kepada Allah SWT membiarkan saudara muslim belasan tahun tanpa bimbingan apapun.

Ikrar Ulang Syahadat
Tak ada mukena tak ada Quran tak ada sajadah. Tak ada seorang pun yang tahu tentang Islam yang dapat mengajarkan mereka. Suami yang membawanya kepada Islam 40 tahun silam telah tiada, anak lelaki satu satunya yang diharapkan menjadi tumpuan tempat berlindung kini kurang siuman, sementara menantu lelakinya pula pergi meninggalkan mereka.
Dari segi materi, Chek Lie terlihat tidak kekurangan, harta peninggalan suaminya masih bercukupan. Petang itu Chek Lie ikut shalat berjamaah di belakang kami, karena kami yang datang semua lelaki. Jadi terpaksa lah Chek Lie berdiri sendirian. Saat kuajak shalat Chek Lie kebingungan, tak tahu apa yang hendak dilakukannya.
Saat berdiri untuk shalat ku bimbing Chek Lie berdiri persis di belakangku, dengan selembar kerudung putih yang terjuntai tak jauh dari kursi yang terdapat di ruang tamu itu kututupi rambut Chek Lie. Baju dan androk yang dipakainya cukup untuk menutupi aurat pengganti mukenah.
Inilah agaknya pertama kali Chek Lie shalat selama belasan tahun sepeninggal suaminya, atau memang dulu pun Chek Lie tak pernah shalat, wallahu a’lam bisawab. Tapi Chek Lie tetap dalam ke-Islaman nya, “Sampai akhir hayat aku tetap Islam!” kata Cheki Lie yang diterjemahkan oleh Ustazd Yusuf . Sebagai mana wasiat dari sang Suami sebelum meninggal dunia. Tetapi yang sangat merunsingkan hati Chek Lie adalah siapa agaknya yang akan mengebumikannya, bila ianya kelak dipanggil yang Maha Kuasa.
Malam itu selepas makan malam di rumah Chek Lie, Chek Lie mengucapkan ulang dua kalimat syahadat dibimbing oleh Ustazd Yusuf. Syahadat ini pun diikuti putri Chek Lie dan kedua cucunya yang sudah berumur 9 dan 10 tahun. Pak Pok adik Pak Pong yang terus menemani kami pun malam itu mendapat hidayah mengucapkan dua kalimat syahadat.
Saat kutanya apa harapan Chek Lie di hari tuanya seperti saat ini. Harapan Chek Lie kiranya ada Dai yang datang kesana, mengajarkan mereka tentang Islam dan Chek Lie pun bermimpi ada sebuah mushalla hendaknya bediri tegak di bumi Savannakhet.
Selepas dari Rumah Chek Lie kami menuju sebuah rumah keluarga muslim asal Pakistan, kami diantar oleh Chek Lie keruma itu. Kami ketahui keberadaan keluarga asal Pakistan ini saat di pasar, mereka menjual pakaian. Sayang nya kami tak dapat langsung berjumpa, karena malam hari sebagaimana dijanjikan tuan rumah tak ada di tempat. Meskipun siang nya kami sudah janjian akan berjumpa, mungkin agaknya terlalu lama kami di rumah Chek Lie.
Itulah sedikit gambaran tentang Muslim di Savannakhet, Savannakhet adalah salah satu provinsi yang berbatasan langsung dengan Mukdahan Thailand.
Imbalo Iman Sakti
imbalobatam@yahoo.co.id

http://www.eramuslim.com/berita/silaturrahim/muslimah-terakhir-di-savannakhet-laos.htm

Tamasya Ke Taman Surga

"Barangsiapa siapa mengunjungiku sepeninggalku, maka seolah olah mengunjungiku pada masa hidupku." (Hadist Riwayat Ath-Thabrani dan Ad-Daruquthni)
Saat memutuskan untuk menjalankan umroh bersama istri dan ketiga anak saya dengan mengendarai mobil, saya lebih ingin menapak tilasi perjalanan Rosululah dalam berhijrah dari Mekkah ke Madinah.
Pertama kali bisa berdekatan dengan makam Rosulullah SAW di Masjid Nabawi, saya sudah menyiapkan salam khusus untuk Rosulullah SAW sebagaimana yang saya dapatkan dari buku Terapi Hati-nya Hernowo yang bersumber dari buku Fiqh Praktis 1 maha karya Syaikh Husain Bin `Audah Al-Awayisyah.
Salam khusus ini saya catat di secarik kertas dan saya lantunkan secara berulangkali setiap mendekati maka Rosulullah SAW yang bersebelahan dengan makam Abu bakar dan Umar bin Khattab tidak jauh dari Raudah.
Salam untukmu, wahai Rosul Allah.
Salam untukmu, wahai Nabi Allah.
Salam untukmu wahai pilihan Allah.
Salam untukmu wahai yang paling utama diantara makhluk Allah.
Salam untukmu wahai kecintaan Allah.
Salam untukmu wahai penghulu utusan Allah.
Salam untukmu wahai utusan Tuhan semesta alam.
Salam untukmu wahai para pemimpin pejuang kebenaran.
Salam untukmu dan anggota keluargamu yang Allah telah menghapus dosa mereka dan menyucikan mereka dengan sesuci-sucinya.
Salam untukmu dan para sahabatmu yang baik-baik, serta istri-istrimu: wanita-wanita suci dan ibu-ibu bagi kaum mukiminin.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa egkau adalah hamba dan utusan-Nya; dan orang-orang kepercayaan dan pilihan-Nya diantara makhluk-Nya. Dan aku bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, dan senantiasa tulus ikhlas kepada ummat. Dan bahwa engkau telah berjihad dijalan Allah dengan sebaik-baik jihad.
Maka untuk semua itu, semoga Allah bersholawat dan melimpahkan rahmat, kedamaian, kemuliaan, keagungan atas dirimu dan seluruh anggota keluargamu yang baik-baik untuk selamanya.
Selama tiga hari berada di Madinah, di Masjid Nabawi, rasanya tak ingin sekali pun setiap selesai sholat untuk tidak bertamasya ke taman-taman surga, melewati Raudah dan mendekati makam Rosulullah SAW. Lokasi penginapan yang persis di depan Raudah semakin memudahkan saya untuk melakukannya.
Bertafakur di Raudah sambil membayangkan sedang mengikuti halaqoh-halaqoh yang dipimpin oleh Rosulullah SAW. Berdzikir, bertahmid dan bertasibih di bawah mimbar Rosulullah SAW seolah sedang mendengarkan khutbah yang disampaikan Rosulullah SAW. Duduk berlama-lama membaca Al-qur`an di Raudah bersama para shahabat dekat Rosulullah SAW sungguh menjadi nikmat tersendiri selama perjalanan umroh ini. Rasa letih setelah driving ribuan kilo meter dari Abu Dhabi-Riyadh-Mekkah-Madinah terbayar sudah. Saya berharap membawa kemuliaan dan keagungan Rosululloh SAW dan para shahabat untuk bisa saya terapkan kepada pribadi dan saya tularkan kepada keluarga dan sahabat-sahabat saya.
Sesungguhnya saya sangat malu berdekatan dengan Rosulullah SAW dan para shahabat RA terbaiknya meskipun hanya kuburnya. Mengingat betapa kotornya jiwa ini oleh debu-debu dosa yang melekat, masih bersemayamnya penyakit hati, miskinnya amalan-amalan sunnah serta nihilnya usaha untuk meninggikan Dien Islam yang telah diperjuangkan Rosulullah SAW dan para shahabat RA dengan tetesan darah syahid mereka.
Membuncah nafas di dada melihat berjubel orang meratap pilu, menangis, tak terhitung air mata terburai, tumpah di atas karpet-karpet tebal Raudah dan area makam Rosulullah SAW. Semoga air mata itu-air mata kami tidak tumpah hanya karena kebahagiaan bisa berdekatan dengan makam Rosul SAW, ataupun mengagumi Rosulullah SAW sebagai manusia yang diutus Allah menjadi Nabi terakhir, melainkan lebih kepada kesadaran diri untuk memposisikan Rosulullah SAW sebagai pemimpin umat dan suri tauladan yang harus diikuti segala perbuatannya dalam menjalankan Islam secara menyeluruh dan utuh. Semoga air mata-air mata itu juga sedang menangisi umat Islam yang setelah sepeninggal Rosulullah SAW seperti buih di lautan. Meski banyak jumlahnya tapi seperti tiada keberadaannya.
Hanya harapan dan doa yang disampaikan semoga setelah umroh ini, kita lebih bisa bermanfaat tidak hanya untuk keluarga dan orang-orang sekitar, tapi lebih khususnya untuk Dien yang kita yakini kebenarannya, Islam. Semoga kita tetap bisa bersama dengan orang-orang yang meninggikan Dien Allah di atas Dien-dien yang lainnya dimuka bumi ini.
Berada di Madinah sungguh lebih nyaman dibandingkan dengan ketika masih tinggal di Mekkah. Kota madinah lebih bersahabat, masyarakatnya sekitar lebih soft dan orang-orang yang berada disana pun lebih lembut dan sopan dalam bertutur kata. Memang sudah seharusnya kita merasakan suasana seperti ini di Madinah, maka sungguh beruntunglah orang-orang yang tinggal di Madinah.
Tidak seperti saat berada di Mekkah yang serba keras dan kasar. Hanya ketika berada di Masjidil Haram-lah kita merasakan kedamaian Mekkah. Keluar dari area masjid, kita harus pasang kuda-kuda. Segala sesuatu bisa terjadi diluar jangkauan pemikiran kita. Seperti satu kejadian saat dalam perjalanan dari Riyadh ke Mekkah. Karena sudah sampai waktu maghrib, saya dan seorang teman memutuskan untuk memarkirkan mobil di masjid terdekat.
Sebenarnya hati sudah kurang nyaman karena masjid ini tidak ada tempat khusus untuk wanita, tapi istri-istri kami tetap memutuskan untuk mengikuti sholat berjamaah meski harus di halaman masjid. Selesai sholat saya mendapatkan laporan kalau istri saya terpaksa membatalkan sholatnya karena ada pemuda lokal yang mendekat dan menggoda istri saya serta menuliskan nomor HP nya di selembar kertas.
Hufh.. Selepas itu saya harus merubah mind set saya yang terbiasa merasa nyaman saat berada di Abu Dhabi-tempat tingal saya dan keluarga, di mana keamanan warga khususnya wanita benar-benar diprioritaskan oleh polisi pemerintah setempat.
Pada hari pertama sampai di kota Mekkah, saya sempat dibuat kaget oleh tingkah polah masyarakatnya, khususnya warga lokal. Keras, kasar dan tidak bersahabat amat terlihat dari wajah-wajah mereka. Mungkin ini hanya penilaian saya yang amat subjektif karena hanya empat hari saja berada di sana.
Aturan berlalu lintas yang tidak diperhatikan, anak-anak kecil yang kebut-kebutan dengan GMC raksasanya dan kebanyakan mobil-mobil warga Mekkah body-nya penyok, bekas senggolan dengan mobil lain, membuat saya harus extra hati-hati berkendara, tentu kalau tidak ingin kena seruduk mobil lain.
Demi melihat wilayah Mekkah yang berbatu, masyarakat yang keras watak dan tingkah polahnya dan daerah yang tandus dan panas ini, satu hal yang menjadikan saya semakin takjub kepada Nabi kita SAW. Ya Rosulullah SAW, bagaimana daerah yang keras dan panas ini dapat membangun sifat-sifat luhur dan mulia sebagaimana yang engkau tampakkan? Subhanallah wallahu akbar.
Tribute untuk keluarga pak Samsudin yang telah menemani perjalanan umrah keluaga saya.
Ruwais, Abu Dhabi-menjelang fajar 07 April 2011

http://www.eramuslim.com/oase-iman/ali-alfarisi-bertamasya-ke-taman-surga.htm

Melunasi Hutang dengan Bantuan Allah

  Pagi itu datang seorang pengusaha ekspedisi kepada gurunya yang bernama Habib Umar bin Hud Al Attas (almarhum). Pengusaha tersebut me...