Monday 30 May 2011

Memberi Nama Anak Dengan Nama Kakeknya


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang kepunyaan-Nya nama-nama yang mahaindah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah sebagai teladan dalam ber-Islam, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Di Indonesia, jarang kita temukan seseorang memberi nama anaknya seperti nama bapaknya. Mungkin saja kalau ini ada, bisa menimbulkan tanda tanya. Padahal tradisi seperti ini tidak asing pada zaman Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabatnya serta abad-abad sesudahnya. Tidak sedikit dari para ulama memberikan nama anaknya dengan nama bapaknya.

Sesungguhnya memberi nama anak dengan nama bapaknya (kakek dari si anak) adalah sesuatu yang masyru' dalam Islam, karenanya tidak boleh diingkari. Apalagi kalau kakeknya tersebut sebagai orang shalih dan berharap anak tadi menjadi seperti kakeknya. Karena nama, disamping sebagai panggilan juga sebagai doa.

Terdapat dalam Shahih Muslim dan lainnya, dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, Rasullullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Malam tadi aku dianugerahi seorang bayi laki-laki, segera aku namai ia dengan nama bapakku, yakni Ibrahim." (HR. Muslim)

Pernyataan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di atas yang menamakan anak beliau dengan nama bapaknya, Ibrahim, tidak bertentangan dengan kesepakatan bahwa nama bapak kandung beliau adalah Abdullah. Abdullah adalah bapak kandungnya secara langsung, sementara Nabi Ibrahim 'alaihimas salam adalah bapak dari kakek-kakeknya. Beliau adalah  bapak dari Nabi Ismail 'alaihimas salam, sementara Islamil adalah bapak (moyang) dari bangsa Arab 'And  yang nasab suku Quraisy berujung padanya. Dan Quraisy adalah suku/kabilah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Sementara dalam kebiasaan bangsa Arab, kakek disebut sebagai bapak sebagaimana firman Allah tentang ucapan Nabi Yusuf 'alaihis salam:  "Dan aku mengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Yakub." (QS. Yusuf: 38)

Dan juga sebagaimana firman Allah Ta'ala tentang ucapan lisan Nabi Ya'kub 'alaihis salam:

"Sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Yusuf: 6)

Nabi Ibrahim dan Ishaq dalam dua ayat di atas merupakan kakek dari Nabi Yusuf 'alaihis salam, bukan sebagai bapak kandung langsung. Bapak kandung beliau adalah Ya'kub 'alaihis salam.

Pemberian nama anak dengan nama kakeknya (bapak dari sang ayah) telah dilakukan oleh seorang salafus shaleh, al-Husain bin Ali Radhiyallahu 'Anhuma telah menamai anaknya Ali (Zainal Abidin) yang merupakan nama ayahnya Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu.

Jadi memberi nama anak dengan nama bapaknya (kakek dari sang anak) bukan sesuatu yang dilarang, tapi termasuk sesuatu yang dibolehkan. Apalagi tradisi semacam itu telah dilakukan para pendahulu dari umat ini yang shalih. Wallahu Ta'ala a'lam.

Oleh: Badrul Tamam

sumber: http://www.voa-islam.com/islamia/tsaqofah/2011/05/30/14995/memberi-nama-anak-dengan-kakeknya/ 

Mendidik Anak Cara Nabi Ibrahim



Kawinilah wanita yang kamu cintai lagi subur (banyak melahirkan) karena aku akan bangga dengan banyaknya kamu terhadap umat lainnya. [HR. Al-Hakim] 

Begitulah anjuran Rasulullah saw kepada umatnya untuk memiliki anak keturunan.

Sehingga lahirnya anak bukan saja penantian kedua orang tuanya, tetapi suatu hal yang dinanti oleh Rasulullah saw. Dan tentu saja anak yang dinanti adalah anak yang akan menjadi umatnya Muhammad saw. Berarti, ada satu amanah yang dipikul oleh kedua orang tua, yaitu bagaimana menjadikan atau mentarbiyah anak—yang titipan Allah itu—menjadi bagian dari umat Muhammad saw.

Untuk menjadi bagian dari umat Muhammad saw. harus memiliki karakteristik yang disebutkan oleh Allah swt.:

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. [QS. Al-Fath, 48: 29]

Jadi karakteristik umat Muhammad saw adalah: [1] keras terhadap orang Kafir, keras dalam prinsip, [2] berkasih sayang terhadap sesama umat Muhammad, [3] mendirikan shalat, [4] terdapat dampak positif dari aktivitas shalatnya, sehingga orang-orang yang lurus, yang hanif menyukainya dan tentu saja orang-orang yang turut serta mentarbiyahnya.

Untuk mentarbiyah anak yang akan menjadi bagian dari Umat Muhammad saw. bisa kita mengambil dari caranya Nabi Ibrahim, yang Allah ceritakan dari isi doanya Nabi Ibrahim dalam surat Ibrahim berikut ini:
Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Aku Telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur.

Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.
Segala puji bagi Allah yang Telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar (memperkenankan) doa.

Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.

Ya Tuhan kami, beri ampunlah Aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”. [Ibrahim: 37-41]

Dari doanya itu kita bisa melihat bagaimana cara Nabi Ibrahim mendidik anak, keluarga dan keturunannya yang hasilnya sudah bisa kita ketahui, kedua anaknya—Ismail dan Ishaq—menjadi manusia pilihan Allah:
Cara pertama mentarbiyah anak adalah mencari, membentuk biah yang shalihah. Representasi biah, lingkungan yang shalihah bagi Nabi Ibrahim Baitullah [rumah Allah], dan kalau kita adalah masjid [rumah Allah]. Maka, kita bertempat tinggal dekat dengan masjid atau anak-anak kita lebih sering ke masjid, mereka mencintai masjid. Bukankah salah satu golongan yang mendapat naungan Allah di saat tidak ada lagi naungan adalah pemuda yang hatinya cenderung kepada masjid.

Kendala yang mungkin kita akan temukan adalah teladan—padahal belajar yang paling mudah itu adalah meniru—dari ayah yang berangkat kerjanya ba’da subuh yang mungkin tidak sempat ke masjid dan pulangnya sampai rumah ba’da Isya, praktis anak tidak melihat contoh shalat di masjid dari orang tuanya. Selain itu, kendala yang sering kita hadapi adalah mencari masjid yang ramah anak, para pengurus masjid dan jamaahnya terlihat kurang suka melihat anak dan khawatir terganggu kekhusu’annya, dan ini dipengaruhi oleh pengalamannya selama ini bahwa anak-anak sulit untuk tertib di masjid.

Cara kedua adalah mentarbiyah anak agar mendirikan shalat. Mendirikan shalat ini merupakan karakter umat Muhammad saw sebagaimana yang uraian di atas. Nabi Ibrahim bahkan lebih khusus di ayat yang ke-40 dari surat Ibrahim berdoa agar anak keturunannya tetap mendirikan shalat. Shalat merupakan salah satu pembeda antara umat Muhammad saw dengan selainnya. Shalat merupakan sesuatu yang sangat penting, mengingat Rasulullah saw memberikan arahan tentang keharusan pembelajaran shalat kepada anak: suruhlah anak shalat pada usia 7 tahun, dan pukullah bila tidak shalat pada usia 10 tahun. Rasulullah saw membolehkan memukul anak di usia 10 tahun kalau dia tidak melakukan shalat dari pertama kali disuruh di usia 7 tahun. Ini artinya ada masa 3 tahun, orang tua untuk mendidik anak-anaknya untuk shalat. Dan waktu yang cukup untuk melakukan pendidikan shalat.


Proses tarbiyah anak dalam melakukan shalat, sering mengalami gangguan dari berbagai kalangan dan lingkungan. Dari pendisiplinan formal di sekolah dan di rumah, kadang membuat kegiatan [baca: pendidikan] shalat menjadi kurang mulus dan bahkan fatal, terutama cara membangun citra shalat dalam pandangan anak. Baru-baru ini, ada seorang suami yang diadukan oleh istrinya tidak pernah shalat kepada ustadzahnya, ketika ditanya penyebabnya, ternyata dia trauma dengan perintah shalat. Setiap mendengar perintah shalat maka terbayang mesti tidur di luar rumah, karena ketika kecil bila tidak shalat harus keluar rumah. Sehingga kesan yang terbentuk di kepala anak kegiatan shalat itu tidak enak, tidak menyenangkan, dan bahkan menyebalkan. Kalau hal ini terbentuk bertahun-tahun tanpa ada koreksi, maka sudah bisa dibayangkan hasilnya, terbentuknya seorang anak [muslim] yang tidak shalat.

Cara keempat adalah mentarbiyah anak agar disenangi banyak orang. Orang senang bergaul dengan anak kita, seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah saw: “Berinteraksilah dengan manusia dengan akhlaq yang baik.” [HR. Bukhari]. Anak kita diberikan cerita tentang Rasulullah saw, supaya muncul kebanggaan dan kekaguman kepada nabinya, yang pada gilirannya menjadi Rasulullah menjadi teladannya. Kalau anak kita dapat meneladani Rasulullah saw berarti mereka sudah memiliki akhlaq yang baik karena—sebagaimana kita ketahui—Rasulullah memiliki akhlaq yang baik seperti pujian Allah di dalam al-Quran: “Sesungguhnya engkau [Muhammad] berakhlaq yang agung.” [Al-Qalam, 68: 4]

Cara ketiga adalah mentarbiyah anak agar dapat menjemput rezki yang Allah telah siapkan bagi setiap orang. Anak ditarbiyah untuk memiliki life skill [keterampilan hidup] dan skill to life [keterampilan untuk hidup]. Rezki yang telah Allah siapkan Setelah itu anak diajarkan untuk bersyukur.

Cara keempat adalah mentarbiyah anak dengan mempertebal terus keimanan, sampai harus merasakan kebersamaan dan pengawasan Allah kepada mereka.

Cara kelima adalah mentarbiyah anak agar tetap memperhatikan orang-orang yang berjasa—sekalipun sekadar doa—dan peduli terhadap orang-orang yang beriman yang ada di sekitarnya baik yang ada sekarang maupun yang telah mendahuluinya.

sumber:
http://www.smsdakwah.com/tarbiyah-ailiyah/tarbiyatul-aulad/54-mendidik-anak-cara-nabi-ibrahim-.html

formspring.me

Ask me anything http://formspring.me/bektiprasetyo

Friday 27 May 2011

Cerita Nabi Muhammad SAW dan Kucingnya.


Diceritakan dalam suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk kepada majikannya. Sebgai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu.

Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai ialah, ia selalu mengeong ketika mendengar azan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan. Bahkan kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.
Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.

Beberapa diantara orang terdekat nabi juga memelihara kucing. Aisyah binti abubakar shiddiq, istri nabi amat menyayangi kucing, dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing. Abdurrahman bin sakhr al Azdi. diberi julukan Abu huruyrah (bapak para kucing jantan), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya.


Penghormatan para tokoh islam terhadap kucing pasca wafatnya Nabi SAW.
 Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo, Baybars al zahir, seorang sultan dari dinasti mamluk yang terkenal tegas dan berani, ternyata sangat menyayangi kucing. Bahkan al zahir sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya.

Tradisi ini akhirnya menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara islam. Hingga saat ini, mulai dari damaskus, istanbul, hingga kairo, masih bisa kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.

Pengaruh Kucing dalam Seni Islam.
Pada abad 13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan didunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya.

Kucing yang memberi inspirasi bagi para sufi.
Seorang Sufi ternama bernama ibnu bashad yang hidup pada abad ke sepuluh bercerita, suatu saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap masjid kota kairo sambil menikmati makan malam. Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak lama kemudian kucing itu balik lagi, setelah memberinya potongan yang ke dua, diam-diam ibnu bashad mengikuti kearah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia sampai disebuah atap rumah kumuh, dan didapatinya si kucing tadi sedang menyodorkan sepotong daging yang diberikan ibnu bashad kepada kucing lain yang buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya. hingga ia menjadi seorang sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067.

Ada juga cerita tentang seorang sufi di Iraq yang bernama Shibli, ia bermimpi dosa-dosanya diampuni setelah menyelamatkan nyawa seekor anak kucing dari bahaya. Selain itu, kaum sufi juga percaya, bahwa dengkuran nafas kucing memiliki irama yang sama dengan dzikir kalimah Allah.

Cerita yang dijadikan sebagai sauri tauladan
Salah satu cerita yang cukup mahsyur yaitu tentang seekor kucing peliharaan yang dipercaya oleh seorang pria, untuk menjaga anaknya yang masih bayi dikala ia pergi selama beberapa saat. Bagaikan prajurit yang mengawal tuannya, kucing itu tak hentinya berjaga di sekitar sang bayi. Tak lama kemudian melintaslah ular berbisa yang sangat berbahaya di dekat si bayi mungil tersebut. Kucing itu dengan sigapnya menyerang ular itu hingga mati dengan darah yang berceceran.

Sorenya ketika si pria pulang, ia kaget melihat begitu banyak darah di kasur bayinya. Prasangkanya berbisik, si kucing telah membunuh anak kesayangannya! Tak ayal lagi, ia mengambil pisau dan memenggal leher kucing yang tak berdosa itu.

Setelah melakukan aksi keji itu, tiba-tiba sang pria tersebut tersentak kaget, bagaimana tidak! ia melihat anaknya terbangun, dengan bangkai ular yang telah tercabik di bawah tempat tidur anaknya. melihat itu, si pria menangis dan menyesali perbuatannya setelah menyadari bahwa ia telah membunuh kucing peliharaannya yang telah bertaruh nyawa menjaga keselamatan anaknya. Kisah ini menjadi refleksi bagi masyarakat islam di timur tengah untuk tidak berburuk sangka kepada siapapun.

Adakah manfaat kucing bagi dunia ilmu pengetahuan?
Salah satu kitab terkenal yang ditulis oleh cendikia muslim tempo dulu adalah kitab hayat al hayaawan yang telah menjadi inspirasi bagi perkembangan dunia zoologi saat ini, Salah satu isinya mengenai ilmu medis, banyak para dokter muslim tempo dulu yang menjadikan kucing sebagai terapi medis untuk penyembuhan tulang, melalui dengkuran suaranya yang setara dengan gelombang sebesar 50 hertz. Dengkuran tersebut menjadi frekuensi optimal dalam menstimulasi pemulihan tulang.

Tak hanya ilmu pengetahuan, bangsa barat juga banyak membawa berbagai jenis kucing dari timur tengah, hingga akhirnya kepunahan kucing akibat mitos alat sihir dapat terselamatkan. (dari berbagai sumber)

Wednesday 25 May 2011

Dakwah adalah Cinta



Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu.Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai.Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu. Tubuh yg luluh lantak diseret-seret. .. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah.Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanyasebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.

Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasapun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik? Akhirnya
diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat.

Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”.

Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani… justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi… akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk
mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada. Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka.  Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.
Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi
kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..

Karena itu kamu tahu. Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. Yg takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, “ya Allah, berilah dia petunjuk… sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang… “

Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak kita untuk terus berlari…
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
(alm. Ust Rahmat Abdullah)

Kalau iman dan syetan terus bertempur. Pada akhirnya salah satunya harus mengalah.

In memoriam Ust. Rahmat Abdullah

Friday 20 May 2011

Setapak Perjalanan



Di salah satu sudut ruang rumah, seorang perempuan muda mengelus perutnya yang semakin membesar. Hari ini, tepat empat puluh hari yang ketiga usia sang jabang bayi.”Jadilah anak yang shalih ya, sayang.” ujar sang ibu. Sementara, malaikat mengantarkan ruh memenuhi tugas kemanusiaannya. ”Telah tetap empat perkara atasmu, wahai manusia!” malaikat menyampaikan sabda dari Tuhan yang Maha Pencipta.

”Ya Rabb, kepada siapa Engkau akan pertemukan aku? Akankah Engkau jerumuskan hamba atau Engkau beri nikmat dari sisiMu? ” Bisik sesosok pemuda dalam do’a panjangnya. Hari ini, untuk kesekian kalinya dia menimbang. Usianya telah genap dua puluh tiga tahun. Sepekan lalu dia pulang ke rumah orang tua untuk memohon restu. Tekadnya telah bulat untuk menggenapkan agamanya. Sang ibu telah memberi pesan yang membuatnya semakin yakin dengan pilihannya itu. ”Nak, ingatlah. Dua puluh tiga tahun yang lalu, kamu ada dalam kandunganku. Tuhanmu telah memutuskan empat perkara dalam hidupmu yang tak sanggup untuk engkau elakkan. Maka bersabarlah, dan firasatilah sabda Tuhanmu itu dengan taqarrub”, pesan Ibu.

Kini, pemuda itu masih saja bertanya. ”Tuhan, tunjukkanlah. Siapa yang engkau tetapkan untuk mendampingiku? Berilah hamba isyaratMu!”

Diatas sana, Tuhan pemuda itu tersenyum. ”Wahai para malaikat! Lihatlah pemuda itu! Berilah isyarat-Ku kepadanya. Aku telah melihat kesungguhannya dalam mentaatiKu”.

Kabar itu pun datang. Dalam satu malam yang tenang. Ketika selimut mengistirahatkan makhluk Tuhan sejagad raya, malaikat pembawa pesan Tuhan, mendatangi salah satu rumah. ”Iya, itu pemuda yang ku cari”.

Di temuilah pemuda itu dalam mimpi. ”Benarkah dia yang Engkau kirim ya Tuhan? Jikalau benar, berilah hamba kekuatan dan kemudahan untuk menerimanya.” do’a sang pemuda.
Ini adalah pertemuannya yang pertama. Tak tentu rasanya. Gelisah, khawatir, takut bercampur tak karuan. Sepanjang jalan, tak henti-hentinya dia terus berbisik kepada Tuhannya. Dia tersenyum. Menunduk. Tak terasa butiran air menetes dari sudut matanya. ”Akhirnya Engkau penuhi janjiMu, Tuhan.”

“Apakah Engkau bahagia sekarang?” tiba-tiba saja bisikan itu hadir. Padahal baru sepagi tadi pemuda itu bertemu dengan calon belahan jiwanya.”Apakah ini hanya bisikan atau ada isyarat lain? “ pemuda itu menimbang. Bisikan itu kembali hadir. Dan kali ini lebih tegas, “Maukah aku tunjukkan kebahagiaan yang lebih besar dan lebih agung? Apa yang kamu rasakan sekarang, tak lebih dari seujung jari kebahagiaan yang aku tawarkan.” Pemuda itu semakin limbung. Ia bertanya-tanya, kebahagian macam mana lagi? Bukankah yang ia rasakan sekarang telah ia tunggu sejak lama? Rasa itu telah membuncah. Bahkan energinya mampu menghancurluluhkan gunung yang berdiri angkuh diseberang sana.

Kali ini, bisikan itu hadir dalam wujud yang lebih nyata. Ia adalah seorang yang berpakaian bersih. Wajahnya menampakkan keteguhan bercampur dengan kelembutan. Ia menyapa pemuda itu. Kali ini lebih lembut dan bersahabat. Mereka berdua duduk berhadapan saling menatap. “Wahai sahabat, aku melihat engkau masih saja bertanya-tanya. Tak tahukah kau apa itu kebahagiaan yang lebih besar dan agung ? Dengarkanlah baik-baik.” Orang itu lantas tersenyum.” Baiklah, jika kamu tak bisa memahaminya. Aku maklum. Kelak, kamu akan mengetahuinya.” Orang itu pun meninggalkan pemuda itu sendiri. Terdengar sayup-sayup adzan asar berkumandang. Ia pun bergegas mengambil wudhu.

Lautan manusia memenuhi tanah lapang ini. Tak satupun yang ia kenal. Semua seolah sibuk dengan urusannya masing-masing. Ia juga bingung. Mengapa ada sebanyak ini manusia. Ada pertemuan apa? Siapakah yang mengundang, hingga tak satu pun manusia yang tertinggal?

“Hai, apa kabar pemuda?” ia menoleh mencari-cari sumber suara. Sepertinya ada yang menyapanya barusan. Tiba-tiba saja, ditepuklah bahu sebelah kanannya. Ternyata orang yang pernah menemuinya dulu.

“Ah, kamu rupanya. Aku kira siapa.” Sapa sang pemuda. “Dimanakah ini?” Tanya sang pemuda. “oh, hari ini ada kaitannya dengan apa yang pernah ku sampaikan dulu.”jawab orang itu.

“Ooohh” balas sang pemuda.

Ia sebenarnya masih bingung. Apa maksud perkataan orang asing ini. Datang dan pergi semaunya. Memperkenalkan diri saja tidak. Tapi ia berani bertanya ini itu seolah aku ini orang dikenalnya. Setahuku, cuma sekali dulu itu aku bertemu dengannya. Semenjak itu tak pernah lagi.

Ia memegang tangan sang pemuda dan membawanya ke suatu tempat. Cengkeraman tangannya begitu kuat. Dibawanya sang pemuda itu berlari, menerobos kerumunan orang. Hingga sampai disebuah taman yang indah. Ada aliran air dan pohon yang tinggi dan rindang. Disini, tak lagi banyak kerumunan orang seperti di tanah lapang itu. Setiap kali melewati orang, mereka akan menyapa dengan salam dan tersenyum.

”Ah, betapa teduh dan damainya” gumam sang pemuda. Ia merasa lebih tenang. Tak seperti sebelumnya yang kebingungan. Tapi rasa ingin tahunya belumlah hilang. Ia masih merasa asing dengan tempat ini.

“Sebentar lagi akan datang waktunya.” Kata orang itu.

“Apa maksudmu?” tanya sang pemuda.

“Saat-saat pertemuan agung. Tetaplah disini bersamaku. Sebentar lagi kamu akan mengetahuinya”, jawab orang itu.

Iring-iringan orang berbaju serba putih bersih datang dari ujung taman. Di tengah rombongan itu ada satu orang yang terlihat berbeda. Aku masih tak begitu jelas melihatnya. Ia menyalami dan merangkul setiap orang yang ia lewati.

“Tahukah kamu siapa dia?” tanya orang itu kepadaku. Aku menggelengkan kepala.”Memang siapa dia?” tanyaku balik.

“Dia adalah manusia paling mulia dibumi sejak manusia diciptakan. Dialah Muhammad bin Abdullah, Rasulullah saw.” jawab orang itu sambil tersenyum kepadaku.

“Benarkah dia orangnya? Kamu tak berbohong kepadaku, kan? Tak mungkin aku menemuinya. Aku pasti bermimpi.” Pemuda itu masih saja tak percaya dengan penglihatannya.

Rombongan itu sampai di depan sang pemuda. Manusia agung itu berhenti dan mendekat kepada sang pemuda.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, wahai pemuda yang ditunggu-tunggu. Apakah engkau adalah pemuda yang diajak dia?” tanya manusia agung itu sambil menunjuk orang yang ada disebelum pemuda itu.

“benar.”Jawab yang pemuda.

Rasulullah tersenyum dan memegang pundak sang pemuda.
“Apakah engkau benar-benar Rasulullah saw?” tanya sang pemuda

“Ya. Aku adalah Muhammad saw. Nabi dan Rasul kalian.”Jawab manusia agung itu.

“Bagaimana aku bisa yakin bahwa engkau adalah Rasulullah saw. Tunjukkan buktinya padaku?” tanya sang pemuda yang masih tak yakin.

“lihatlah tanda kenabianku” jawab Rasulullah saw sambil menunjukkan bagian tengkuknya.

Aku kemudian memandanginya lekat-lekat. Dari ujung rambut hingga kakinya. Dari semua buku yang pernah aku baca tentang sifat dan ciri-ciri fisik. Semuanya memang ada pada diri manusia yang agung ini.
Tak berselang lama,datanglah orang yang lebih aku kenal. Dia adalah ibuku. Aku cium tangannya dan mengucapkan salam.

“Anakku, dia adalah Rasulullah saw. Tak perlulah kamu ragu kepadanya. Bukankah ibu telah menceritakan kepadamu sejak dalam kandungan? Setiap menjelang tidur tak lupa pula aku menceritakan kisah hidupnya kepadamu. Engkau pun memiliki banyak buku yang bercerita tentangnya. Jadi, apalagi yang masih kau ragukan? Ibunya berkata.

“Bukan aku meragukannya, ibu. Aku hanya tak yakin bahwa aku telah berada dihadapannya sekarang.” Kata sang pemuda.

“Wahai pemuda, tahukah kamu bahwa sang perindu akan bertemu dengan yang dirindukannya? Jika kamu telah beriman dengan kerasulanku yang ghaib bagimu dan bagi umat yang hidup setelah kematianku. Maka perjumpaan hari ini adalah kepastian yang tak perlu kau ragukan lagi.” Sabda Rasulullah saw.

“Sebentar lagi, kita semua akan menjadi saksi akan kebenaran kitab suci tentang perjumpaan hari ini. Inilah salah satu janji Tuhan kepada kita bahwa Ia akan bertemu dengan kita semua tanpa hijab. Kita akan benar-benar bertemu denganNya. Kita akan melihat wajahNya, senyumNya, dan kita akan mendengar perkataanNya secara langsung.” Sabda Rasulullah saw selanjutnya.

Cahaya terang kian terpancar disekeliling taman ini. Semakin lama semakin terang dan bercahaya. Aku belum pernah menyaksikan cahaya yang seterang ini.

Dan… Bersujudlah semua manusia yang hadir pada hari ini.
Kebenaran itu telah ditunjukkan sekarang.
Aku tak mampu mengungkap rasa yang bergelora di dalam lubuk jiwa. Hanya kalimat tasbih yang mampu kuucapkan.
Aku beriman…!!

-Ady Purwanto-
sumber: http://www.fimadani.com/setapak-perjalanan/

Mata-Mata dalam Perang Rasulullah



Dalam peperangan, trik dan intrik menjadi salah satu aspek kemenangan. Begitu juga yang dilakukan Rasulullah dalam beberapa perangnya. Rasulullah saw bersabda: “Berbohong tidak dihalalkan kecuali dalam tiga perkara, yaitu dalam peperangan, dalam rangka mendamaikan antara orang-orang yang bersengketa, suami yang berbicara kepada isterinya dengan tujuan menggembirakannya.” (HR. Ahmad, HR. At-Turmudzi No. 1862).

Dalam Riyadhus Sholihin, Imam Nawawi membawakan dalil dari Ummu Kultsum, dari Nabi SAW bersabda: “Tidaklah dikatakan pendusta orang yang mendamaikan antara manusia dan dia berkata baik pada kedua belah pihak.” (Hadis Bukhari No. 2692 atau Muslim No. 2605). Di sini, aspek yang akhirnya menjadi pentinga dalah mata-mata. Untuk mengetahui kekuatan lawan, mata-mata sangat diperlukan.

Dalam istilah kepolisian, kegiatan memata-matai ini ada dua jenis, yaitu survaillance dan undercover. Beberapa perang Rasulullah juga menggunakan pola ini. Satu hal yang menjadi poin terpenting adalah bagaimana cara Rasulullah memilih orang yang berkompeten sesuai dengan firman Allah,
“Karena sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (Al Qashash:26)

Perang Badar
Menjelang peristiwa perang Badar, Rasulullah dan pasukan melakukan perjalanan menuju Badar. Setelah melalui beberapa bukit, maka tibalah mereka di Badar. Dari sana beliau melakukan kegiatan mata-mata bersama Abu Bakar. Tatkala mereka berputar-putar di sekitar pasukan kafir Quraisy, tiba-tiba mereka berpapasan dengan seorang Arab yang sudah tua.

Pada saat pertemuan yang tidak sengaja itu, Rasulullah melakukan penyamaran agar tidak ketahuan sebagai bagian dari pasukan Muslimin dari Madinah. Rasulullah bertanya kepada orang tua itu tentang pasukan Quraisy dan Muhammad. Strategi itu dilakukan Rasulullah agar tidak diketahui penyamarannya. Orang tua itu berkata, “Aku tidak akan memberitahu kepada kalian sebelum kalian memberitahu kepadaku, dari mana asal kalian berdua.” Rasulullah menanggapi, “Beritahukan kepada kami, nanti akan kami beritahukan kepadamu dari mana asal kami.” “Jadi begitukah?” Rasulullah menjawab, “Benar.” Orang tua itu menjelaskan, “Menurut informasi yang kudengar, Muhammad dan rekan-rekannya berangkat pada hari ini dan ini. Jika informasi itu benar, berarti pada hari ini dia sudah tiba di tempat ini (tepat di tempat pemberhentian pasukan Muslimin).

Menurut informasi yang kudengar, Quraisy berangkat pada hari ini dan ini. Jika informasi ini benar, berarti mereka sudah tiba di tempat ini (tepat di tempat pemberhentian pasukan musyrikin Quraisy).”
Setelah selesai memberikan penjelasan, orang tua itu bertanya, “Lalu dari mana asal kalian berdua?” Rasulullah menjawab, “Kami berasal dari setetes air.” Setelah itu Rasulullah dan Abu Bakar beranjak pergi meninggalkan orang tua itu melongo keheranan, “Dari setetes air yang mana? Ataukah dari setetes air di Irak?”, ujar orang tua itu masih melongo.

Perang Khandaq
Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Hudzaifah Ibnul Yaman r.a. ia berkata : “Rasulullah saw merasakan tiupan angin yang sangat kencang dingin mencekam. Rasulullah saw kemudian bersabda “Adakah orang yang bersedia mencari berita musuh dan melaporkannya kepadaku. Mudah-mudahan Allah menjadikannya bersamaku pada hari kiamat”. Kami semua diam, tak seorang pun dari kami menjawabnya, Rasulullah saw mengulangi pertanyaan itu hingga tiga kali kemudian berkata “Bangkitlah, wahai Hudzaifah. Carilah berita dan laporkanlah kepadaku!”. Karena itu, tidak boleh tidak, aku harus bangkit karena beliau menyebut namaku.”

Setelah sampai sampai di basis Kaum Musyrikin Quraisy, Hudzaifah sempat melihat Abu Sofyan menghangatkan punggungnya di perapian dan memasang anak panahnya untuk bersiap membunuh Abu Sofyan, tetapi Hudzaifah segera teringat pesan Rasulullah “Jangan engkau melakukan tindakan apapun”.
Dalam Perang Khandaq ini tidak terjadi pertempuran fisik. Hudzaifah masuk menyamar ke dalam basis Kaum Musyrikin Quraisy dan pasukan Rasulullah bertahan dengan perlindungan parit. Setelah Hudzaifah berhasil masuk ke dalam basis Kaum Musyrikin Quraisy dan mengetahui bahwa Abu Sofyan saat itu memerintahkan untuk pasukannya kembali ke rumah.Kemudian Rasulullah bersama para sahabatnya kembali ke Madinah.

Perang Hunain
Dalam Perang Hunain, ada strategi yang sama yang diterapkan pihak lawan dan pihak pasukan muslim. Dari pihak lawan, Malik bin Auf mengirim beberapa mata-mata untuk mencari informasi tentang kaum Muslimin. Tapi mereka menjadi cerai berai dan turun moralnya karena berpapasan dengan sekumpulan laki-laki. Pihak mata-mata itu kembali kepada Malik dan melapor, “Kami berpapasan dengan sekumpulan laki-laki yang berpakaian putih menunggang kuda yang gagah. Demi Allah, lebih baik kami menarik diri daripada kami mendapat musibah.” Dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfury, diterjemahkan bahwa sekumpulan laki-laki itu adalah malaikat.

Sementara pada saat yang sama Rasulullah saw mengutus Abu Hadrad Al-Islamy untuk memata-matai keberangkatan musuh dan memerintahkan agar menyusup ke tengah-tengah mereka (strategi undercover). Maka dia ikut menyusup di tengah pasukan musuh dan bisa mengetahui apa yang seharusnya diketahui, dan kembali lagi untuk diberitahukan kepada Rasulullah saw.

Dalam dunia intel, sering sekali mata-mata akhirnya ditangkap dan berakhir tragis. Sebut saja Mata Hari, Leila Khaled, Tokyo Rose, Allan Pope, dan masih banyak lagi. Fenomena-fenomena itu kebanyakan terjadi karena masalah uang dan kekuasaan. Kisah intel dan mata-mata Rasulullah yang dibekali keimanan dan ketaatan kepada perintah Rasulullah, serta ketaqwaan kepada Allah menjadikan mereka aman dan melaksanakan tugas dengan baik. Dan sekali lagi, Rasulullah selalu mencontohkan untuk menugaskan seorang yang berkompeten.
Wallahua’lam bisshowab.


-Sidharta G-

sumber: http://www.fimadani.com/mata-mata-dalam-perang-rasulullah/

Bahaya Radiasi HP




Pada jaman seperti sekarang ini, kehidupan kita tidak akan pernah bisa lepas dari HP. Mengapa ? Karena semua kegiatan, kita pasti butuh yang namanya Handphone. Ketika kita hendak bepergian, lalu HP kita ketinggalan di rumah, maka pikiran kita bisa jadi tidak tenang dan gelisah. Maksudnya, kita sangat sekali membutuhkan keberadaan HP sebagai alat bantu komunikasi utama dalam setiap kehidupan kita. Sekarang, jika di dalam satu rumah terdapat empat anggota keluarga maka kemungkinan besar di dalam rumah tersebut terdapat empat HP atau bahkan bisa lebih. Malah yang lebih ekstrem lagi, pada kenyataannya setiap orang mempunyai minimal dua HP. Tetapi, hati-hati dalam menggunakan HP karena pancaran gelombang radiasinya yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang telah diyakini oleh para ahli sangat berakibat buruk terhadap kesehatan tubuh manusia dalam jangka panjang. Sampai saat ini berbagai penelitian tentang bahaya radiasi HP di seluruh dunia terus dilakukan. Di satu sisi kita sangat membutuhkan HP, sedangkan di sisi lain kita sangat takut dengan efek buruk yang ditimbulkannya.

Apa yang benar-benar harus kita lakukan dengan kenyataan ini ?

Kebiasaan Meletakkan Handphone yang Fatal

Pernah terjadi seorang wanita berturut-turut mengalami keguguran ketika usia janin berusia 2-3 bulan. Pasangan suami istri ini lalu mengecek kehamilan berikutnya dan mendapati bahwa janin tersebut mengalami kerusakan sel berkesinambungan sampai janin tersebut mati. Dokter mengatakan bahwa rahim wanita ini telah terpapar oleh radiasi HP sehingga membuat janin yang ada di dalamnya tidak bisa bertahan lama untuk hidup dan berkembang.
Rahimnya telah mati jadi tidak mungkin bagi dia untuk memiliki janin yang hidup pula. Setelah diteliti, wanita ini ternyata memiliki kebiasaan menyimpan Handphone di jaket kerjanya yang posisinya tepat dekat rahim selama beberapa tahun.
Jangan lagi kita terlalu meremehkan resiko dari radiasi HP ini karena akibatnya bisa fatal bagi organ tubuh kita. Jauhkanlah HP dari tubuh kita sebisa mungkin ketika kita tidak sedang menggunakannya.
Jangan terlalu sering meletakkan HP dekat dengan jantung, ginjal, dan di kantung celana karena ini bisa merusak ginjal, jantung, sistem reproduksi, dan organ-organ lainnya!
Jangan meletakkan HP dekat dengan tubuh kita ketika tidur. Jauhkan juga barang-barang elektronik lainnya ( seperti radio, laptop, televisi, kulkas dll.) dari area tempat kita tidur kita karena dalam jangka panjang Radiasi dari barang elektronik itu bisa membahayakan kesehatan. Radiasi yang ada dapat mengganggu dan mengacaukan proses produksi sistem hormonal dalam tubuh ketika kita tidur. Bahkan radiasi gelombang elektromagnetik telah ditunjuk oleh banyak ahli medis sebagai penyebab munculnya banyak kasus kanker darah (leukemia) dan kanker otak.

Handphone Lebih Merusak Pada Otak Anak-anak

Jauhkan HP dari anak-anak, karena otak mereka yang masih muda sangat sensitif terhadap radiasi HP jika terpapar dalam waktu yang cukup lama. Terlebih lagi bayi, jauh lebih sensitif bahkan beberapa diantara mereka tidak bisa menahannya.
Departemen kesehatan masyarakat Toronto telah menasehatkan para remaja dan anak-anak kecil untuk membatasi penggunaan telepon selular mereka, dalam rangka menghindari resiko kesehatan yang cukup potensial. Ini merupakan kebijakan yang pertama di Kanada.
Para pejabat telah memperingatkan bahwa karena adanya efek samping dari radiasi, anak-anak di bawah umur tujuh sampai delapan tahun seharusnya menggunakan telepon selular hanya dalam keadaan darurat, dan para remaja perlu membatasi penggunaan HP kurang dari 10 menit. Hal ini untuk menghindari bahaya radiasi yang berlebihan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suatu pola mulai terlihat pada orang-orang yang menggunakan telepon selular mereka untuk suatu periode waktu yang lama berada pada resiko lebih besar terhadap kemungkinan terkena tumor otak tertentu.

Beresiko Melahirkan Anak yang Hiperaktif

Wanita yang menggunakan HP ketika hamil memiliki kecenderungan bakal melahirkan anak-anak dengan masalah tingkah laku, berdasarkan suatu studi terhadap lebih dari 15.000 anak-anak.
Wanita hamil yang memakai HP yang meskipun hanya 2 atau 3 kali dalam sehari, cukup untuk menimbulkan resiko bayi mereka terkena penyakit hiperaktif dan bisa mengalami kesulitan dalam pemahaman / proses belajar, emosi, dan sosialisasi anak pada saat sekolah.
Hasil di atas malah justru lebih beresiko lagi apabila si anak sendiri yang juga menggunakan HP sebelum berusia 7 tahun.
Disamping itu, secara ringkas ada tips-tips yang perlu diperhatikan untuk mengurangi atau terhindar dari bahaya radiasi elektromagnetik yang ada :
  1. Jangan memakai HP terlalu sering ketika sedang hamil dan jangan ijinkan anak-anak memakainya jika tidak perlu.
  2. Batasi lama penggunaan HP atau penggunaan telepon tanpa kabel lainnya.
  3. Gunakan headset dengan kabel untuk mengurangi efek radiasi HP karena penggunaan headset dapat menjauhkan HP dari kepala. Hindarilah penggunaan Bluetooth karena hal ini juga malah menambah radiasi.
  4. Kurangi paparan langsung dari area transmisi WiFi (Hotspot Area). Cari tahu dimana lokasi WiFi dan usahakan untuk menjauh dari area tersebut. Karena hal ini juga dapat memancarkan radiasi.
  5. Jika memiliki telepon kabel, jangan memakai yang melebihi 900 MHz, karena telepon kabel Gigahertz akan terus menerus memancarkan gelombang radio tinggi.
  6. Gunakan speakerphone daripada langsung mendekatkan HP ke telinga. Ini membantu untuk menjauhkan efek radiasi langsung antara otak dengan HP.
  7. Batasi penggunaan HP di dalam gedung karena HP akan memancarkan lebih banyak gelombang di dalam gedung dibandingkan di luar gedung.
  8. Pakailah HP pada saat bar transmisi atau penerimaan signal baik. Ketika transmisi jelek, HP akan bekerja lebih keras untuk menangkap transmisi dengan jelas.
  9. Jangan dekatkan HP ke telinga pada saat proses dialing, karena efek pancaran radiasinya paling besar pada saat tersebut. Pada saat proses awal pemanggilan atau awal penerimaan, hindarilah. Lebih aman, gunakan speaker phone dulu. Setelah tersambung dan berbicara, barulah kita dekatkan ke telinga.
  10. Berhati-hatilah dalam meletakkan HP, karena radiasi berefek didekatnya, radiasi bersifat memancar.
Gunakan protektor yang dapat meminimalkan pancaran gelombang radiasi HP. Sehingga risiko yang diterima tubuh dari HP dapat dikurangi.
Pada penelitian untuk mengukur besaran radiasi dengan menggunakan CellSensor membuktikan bahwa penggunaan Electromagnetic Radiation Protector (EMR Protector) efektif dapat membantu mengurangi bahaya radiasi HP dan peralatan elektronik lainnya hingga 90% besarnya. Pada jarum penunjuk besaran radiasi pada alat CellSensor dapat dibandingkan antara HP yang belum dan HP yang sudah menggunakan EMR Protector. Penggunaan EMR Protektor ini sangat efektif, sehingga mengurangi bahaya kanker atau penyakit lain akibat radiasi barang elektronik terutama HP.

http://antiradiasi.net/

Bicara dengan Banyak Jeda Lebih Persuasif


Michigan - Studi baru menemukan fakta, orang yang berbicara dengan jeda dan tidak terlalu cepat, adalah orang yang kata-katanya paling mungkin berhasil meyakinkan pendengarnya.

Jose Benki memiliki ketertarikan meneliti pidato dan dunia psikolinguistik. Ilmuwan dari University of Michigan ini mengatakan, orang yang kecepatan bicaranya sekitar 3,5 kata per detik, akan lebih berkemungkinan disetujui pendengarnya daripada orang yang berbicara lebih cepat atau lebih lambat.

Benki meneliti 1.380 hasil rekaman telepon yang dilakukan oleh 100 orang yang meminta orang lain berpartisipasi dalam sebuah survei. Hasil rekaman itu lalu dianalisis kelancaran dan kedalaman suaranya, dan korelasi kedua variabel itu terhadap kemampuan partisipan dalam meyakinkan orang lain.

Hasilnya, pria yang suaranya tinggi cenderung lebih rendah kemampuan persuasinya dibandingkan pria bersuara lebih dalam. Tapi kedalaman suara tidak menunjukkan pengaruh signifikan bagi perempuan.

Para peneliti juga memeriksa penggunaan jeda dalam berbicara. Mereka menemukan, orang yang bicara dengan menerapkan jeda-jeda pendek yang lebih sering, akan cenderung lebih mampu mempersuasi orang lain ketimbang orang yang bicaranya terlalu lancar.

“Penggunaan jeda yang dimaksud adalah sekitar 4-5 kali per menit,” ungkap Benki.

Pewawancara tidak membuat jeda sama sekali, adalah yang paling rendah tingkat persetujuannya. Namun orang yang bicara dengan terlalu banyak jeda, walaupun dianggap gagap, mereka justru memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi daripada orang yang bicaranya terlalu lancar. [mor]

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/bicara-dengan-banyak-jeda-lebih-persuasif-093600586.html

Wednesday 18 May 2011

Membuat DORAYAKI !!!!!!



Tahu kan dengan namanya Dorayaki..??? yup,cemilan khas Jepang yang sangat disukai oleh Doraemon. Tidak hanya doraemon, ternyata saya juga suka sama yang namanya Dorayaki. Kalau di Jepang sana, ini termasuk jajanan yang populer lho..Dorayaki sekilas memang mirip Pancake,Dorayaki ini bentuknya bulat, biasanya (umumnya) sebesar serabi kalo di Indonesia, bagian luar warnanya coklat, bagian dalam warnanya kuning, rasanya manis seperti terangbulan/martabak manis, isinya biasanya kacang..Tertarik untuk membuat Dorayaki,ayo kita membuat Dorayaki..

Bahan :

- 2 btr Telur
- 80 gr Gula Pasir
- 1 sdm Madu
- 1/2 sdm Baking Soda
- 50 ml Air
- 130 gr Tepung Terigu
- Mentega

Isi :

- 100 gr Kacang Merah
- 3 sdm Gula Pasir
- 50 ml Susu Cair

*Untuk Isi anda bisa menggantinya dengan bahan lain seperti Keju Cheddar,Meses atau cokelat

Cara Membuat :

1. Campur telur,gula pasir,dan madu. Kemudian tambahkan baking soda yang sudah dituang di dalam air 50 ml. Aduk rata
2. Lalu tambahkan tepung terigu ke dalam adonan menggunakan ayakan. Aduk rata. Kemudian adonan tersebut dibiarkan selama 30 menit (kalo bisa ditutup menggunakan plastik)
3. Panaskan cetakan dorayaki atau wajan anti lengket diameter 8 cm, oles wajan dengan margarin
4. Tuang 1 sendok sayur adonan dia atas wajan anti lengket biarkan hingga permukaannya berlubang lubang jangan lupa dibalik, masak hingga kecoklatan dan matang, lakukan hingga adonan habis.
5. Untuk membuat isinya: rebus kacang merah hingga lunak, angkat, tiriskan, haluskan. Kemudian klo mau ditambahkan dengan krim bisa saja, campur susu cair dan gula pasir menggunakan mixer.campur sampai halus selama kurang lebih 2-3 menit,lalu tambahkan kacang merah yang sudah dihaluskan tadi ke adonan krim. Aduk rata
6. Ambil dua kulit dorayaki yang sudah masak, kemudian oleskan salah satu kulit tadi dengan adonan kacang merah tadi dan tutup dengan kulit yang lainnya (seperti burger).
7. Dorayaki siap disantap



sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8405072

Melunasi Hutang dengan Bantuan Allah

  Pagi itu datang seorang pengusaha ekspedisi kepada gurunya yang bernama Habib Umar bin Hud Al Attas (almarhum). Pengusaha tersebut me...