Tuesday 16 February 2010

SAAT MERASA SIAL

Bismillah,

Pernahkah satu waktu anda merasa kesialan datang kepada anda? Anda merasa kesialan itu datang karena anda merasa berada di waktu yg salah, tempat yg salah, atau bahkan bertemu dengan orang yg (menurut anda) salah? Sedemikian ‘parahnya’ kesialan itu datang, hingga anda merasa bahwa anda tidak akan bertemu dengan orang itu atau tidak akan mau datang lagi ke suatu tempat karena anda yakin mereka semua itu adalah penyebab kesialan.

Saudara2ku, dalam Islam, hal ini disebut tathayyur (merasa sial).

Hal ini merupakan salah satu perbuatan yg DILARANG di dalam Islam. Contoh paling mudah adalah mempercayai angka 13 sebagai angka sial, kemudian percaya bahwa burung gagak dan/atau kucing hitam akan mendatangkan kematian/kesialan bagi yg melihatnya. Atau yg lebih buruk lagi, merasa dirinya sial karena menjalankan perintah agama, misalnya usai bersedekah tiba2 dirinya kecopetan. Maka, dia bisa jadi akan menyalahkan sedekah yg dia lakukan.

Perbuatan tathayyur ini ternyata sudah dilakukan oleh umat2 pembangkang agama Islam sejak dahulu. Kita bisa temukan di An Naml(27):47,“Mereka menjawab: “Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu”. Saleh berkata: “Nasibmu ada pada sisi Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji”.”

Bahkan Fir’aun senantiasa menyebut Nabi Musa dan pengikutnya sebagai penyebab kesialan yg dia alami. Hmmm..aku jadi ingat dg George Bush, yg senantiasa mengaitkan terorisme dengan Islam. *senyum*

Rasululloh SAW sendiri menyatakan,“Bukan dari golongan kami, siapa yg merasa sial atau minta diramalkan kesialannya atau menenung atau minta ditenungkan atau menyihir atau minta disihirkan.” (HR Thabarani)

Pernyataan yg lebih keras juga dinyatakan, sebagaimana riwayat dari Ibnu Mas’ud,“Tathayyur (merasa sial) adalah syirik” (diucapkan sebanyak 3 kali) “Tetapi ALLOH SWT akan menghilangkannya dengan cara tawakal.” (HR Abu Daud dan Tarmidzi).

Dari pernyataan di atas, terutama hadits yg terakhir, kita mesti waspada terhadap perasaan merasa sial ini. Yakinlah bahwa sial itu tidak ada hubungannya dengan tempat, orang, atau waktu. Perasaan ini hanya bisa hilang jika kita bertawakal kepada ALLOH SWT, yakni menyerahkan sepenuhnya keputusan/kejadian yg dialaminya kepada ALLOH SWT (tentunya setelah berikhtiar sebelumnya).

Semoga kita semua terhindar dari perbuatan ini.

No comments:

Post a Comment

Melunasi Hutang dengan Bantuan Allah

  Pagi itu datang seorang pengusaha ekspedisi kepada gurunya yang bernama Habib Umar bin Hud Al Attas (almarhum). Pengusaha tersebut me...